Thursday, July 29, 2010

ADRENALIN VS SILATURAHMI

hari itu tanggal 28 juli 2010

ok kawan kita kumpul jam 10 tepat!
humm...ya, rencana awal memang seperti itu ternyata hingga pukul 11 dua orang teman kami belum juga terjun ke tempat kami berkumpul
hingaa akhirnya kami putuskan untuk berangkat terlebih dahulu, kami tak ingin membuat mereka menunggu disana, di Gebang, tempat kami ber-KKN tahun lalu

ya..kami sedang menuju ke gerbang, sebuah dusun kecil di daerah kulon progo yang belum terjamah oleh pembangunan dari pemerintah., dengan luas dusun 73 hektar dan dihuni 75 kepala keluarga.., hanya 75

tapi niat kami telah bulat, sebulat rasa kami untuk bersilahturahmi mengunjungi mereka sebelum ramadhan datang kembali menghampiri kami.

perjalanan di mulai dari apotik kentungan sebuah daerah di utara jogyakarta. meluncur melewati ringroad (jalan lingkar) utara hingga ringroad barat.
lalu menuju ke daerah godean, lalu daerah minggir, melewati jembatan kali progo yang indah, lalu tibalah kami di perempatan kenteng. perbatasan yang sangat tampak antara kota yang ramai oleh kendaraan dan desa yang tetap hijau di kelilingi sengkedan-sengkedan yang indah.

melwati perbatasan kami melaju terus hingga memasuki daerah di mulainya uji adrenalin, jalan aspal yang rusak, tanjakan yang tak peduli dengan beban dan cc motor yang kami kendarai. perseneling 1 setia menemani, bau knalpot gosong telah menghiasi perjalanan kami, tanjakan demi tanjakan kami lalui, hingga kami sampai di sebuah pertigaan yang sudah sangat dekat dengan tempat KKN kami, tapi..ouh...ada sebuah tulisan "perbaikan jembatan, kendaraan 4 roda tutup total" aku yang saat itu memimpin perjalanan ini memutuskan untuk melanjutkan perjalan ini. teman-teman pun akhirnya mengikuti.
aku melihat jalan secara awas, tapi tak kutemukan jembatan yang di perbaiki. hingga akhirnya aku menemukan aspal yang sisi kirinya ambruk, motor kami hanya bisa melalui sisi kanan, satu persatu, perlahan. kekhawatiranku hilang, jalan yang di maksud telah di lewati.

lalu...

DEEEEEERRRRRRRRR.....!!! kami menemukan jalan tanpa aspal, hanya di diberi 5 batang bambu yang di ikat dan digunakan sebagai jembatan. apa yang harus kami lalukan? memutar tak mungkin, melewatinya? dibawah kami jurang. bismillah..akhirnya aku memutuskan menjadi yang pertama melewati bambu itu. alhmdulillah aku bisa, motor kedua. teman perempuanku yang membawanya, motornya selip, astaghfirullah...ya Allah lindungilah kami. alhamdulillah tiga motor berhasil lewat walau motor kedua dan ketiga harus didorong perlahan (sebenarnya 4 motor, tapi motor terakhir menyusul)

alhamdulilah kami tiba di tempat yang kami tuju. dusun gebang..
bersilaturahmi dengan keluarga pak dukuh, keluarga posko kami..alhmdulillah kami sangat senang bisa bertemu mereka, kebetulan kedatangan kami bertepatan dengan anak KKN yang sekarang sedang bertugas disana. kami mengunjungi mereka juga. kebetulan tahun ini posko mereka di pak kades.
terjadi pertentangan, kebetulan teman kami yang terlambat telah tiba. mereka ingin naik, tapi teman perempuanku yang masih trauma dengan bambu, takut unutk menuju ke atas, yaa..maklumlah untuk menuju pak kades harus mendaki dengan kemiringan yang tragis dan bebatuan yang tajam. akhirnya keputusan untuk naik ke pak kades adalah keputusan final. jika teman kami takut untuk naik maka aku dan tio (salah satu teman kknku) yang akan menjemput kembali mereka untuk naik. tapi ternyata wahyu (temanku yang gemetar karna bambu) berhasil menanjak hingga tiba di rumah pak kades. pembicaraan hangat dengan pak kades, dan berfoto bersama, dengan kondisi pak kades yang sakit beliau masih tetap mau ngobrol dengan kami, indahnya silaturahmi.

ashar...kami bersiap pamit dari pak kades. karna kami harus kembali ke jogya sebelum maghrib menjelang..
tapi takdir berkata lain. saat kami turun tio telah lebih dulu samapai ke rumah pak dukuh, bagus (teman kknku yang membawa motor juga) juga. aku dan prita yang berboncengan menantikan wahyu dan mba neni. kenapa mereka belum juga muncul.
aku memutuskan memutar balik arah motorku. ternyata ban mereka bocor..

TIDAAAAAAAKKK!!
di hutan mana ada tambal ban??????

kami pun mencari sampai ke balai desa hingga akhirnya pak dukuh menelpon satu-satunya penambal ban di dusun itu. jam setengah 5 pak dukuh dan 3 teman laki-lakiku menemani wahyu menambal ban. kami yang perempuan di tugaskan di rumah menemani ibu dukuh.

pukul 17.30 mereka kembali. lalu kami menyantap makanan yang telah disediakan. pukul 18 kami melanjutkan perjalan, tapi UPPSSS..baru saja kami akan menyalakan motor, ternyata motor wahyu kempes lagi?? humm..pompa manual pak dukuh beraksi. akhirnya kami memutuskan membawa pompa pak dukuh ke jogya, di khawatirkan kempes di jalan.

kami pulang 18.30
singgah di rumah mbah arbain sejenak untuk memberikan oleh-oleh. lalu kami melewati jalur njiringan agar tak melewati bambu yang pagi tadi kami lalui
tanjakan panjang pun harus kami jalani, karena posisi njiringan yang lebih di atas bukit daripada gebang. motor-motor hampir mati mesin. tenaga kakipun digunakan. tiba-tiba..

DERRR!! motor wahyu berhenti!!! motornya mati!!

semua turun, tio yang jauh di depan aku klakson kencang agar berhenti ( malam itu kami membuat formasi perjalanan, dengan formasi tio-kisti, wahyu -mba neni, aku-prita, bagus-mas habib) karena kami jauh di belakang.

prita, mas habib, dan mba neni turun dari boncengan. membantu wahyu mendorong motor. aku dan bagus harus menanjak membawa motor ke tempat yang sedikit lebih datar, prita yang sewaktu itu salah menggunakan sendal akhirnya memakai sendal jepitku agar jika sewaktu-waktu ada tanjakan yang terlalu tinggi lagi ia bisa berjalan tanpa kesakitan. akupun nyeker. seru!!

tanjakan demi tanjakan kami berusaha melewati dengan jarak pandang tak lebih dari 10meter kami mencoba menyusuri jalan agar dapat kembali ke jogya dengan selamat. tanjakan terkakhir, tio memberi petunjuk. berbelok ke kiri. setelah njiringan berhasil kami lewati kamipun lega.. turunan yang kini menjadi tantangan kami. tio yang saat itu di depan meminta kami maju. ternyata lampunya redup! oh...tidaak!!

aku pun berinisiatif maju ke depan, karena kondisi wahyu yang kurang fit aku menjadi penujuk jalan dan prita menjadi penunjuk kondisi jalan (turunan ataukah tanjakan, kami memiliki kode sendiri), jarak pandang yang pendek dan kabut yang tebal mebuat ku membawa supra x125ku tak lebih dari 40km/jam. pelan...gelap. segala ketakutan ada di benakku, tapi aku harus berani. karena kini aku yang di depan.

habis gelap terbitlah terang. alhamdulillah..akhirnya kami tiba di jalan besar. lebih santai..lebih terang. wahyu pun mulai rileks. kami singgah ke pom bensin untuk mengecek kondisi motor wahyu dan tio, sekalian mengisi ulang bensin motor tio. alhamdulillah semua baik-baik saja. kami singgah di mesjid untuk sholat dan melanjutkan perjalanan pulang ini hingga kembali ke rumah

banyak hal yang kami lalui, tapi semua di lalui dengan kebersamaan. uji adrenalin bisa menguatkan tali silaturahmi kami sesama teman yang 1bulan hidup bersama, uji adrenalin pun tak menghalangi kami untuk mengunjungi mereka yang sudah memberikan dan mengajarkan kami banyak hal..

indah rasanya. terima kasih kawan-kawan. banyak pelajaran yang aku dapatkan. makin banyak kisah dan cerita yang kita punya...

solidaritas..semoga itu yang akan tetap membuat kita terus menjadi sahabat..

:D

2 comments:

  1. ceritanya unpredictable :D

    keren tuh di jadiin film :D
    hehe

    ReplyDelete
  2. maukah anda menjadi bagian dari filmnya?? hahahahaa

    ReplyDelete